MAGELANG – Tingginya kasus Stunting di wilayah Windusari Kabupaten Magelang memacu berbagai pihak berupaya membuat terobosan untuk mencegah agar dapat ditekan secara maksimal. Termasuk Forkopimcam Windusari bersama lintas sektoral. Selasa (22/3/2022).
Seperti dilakukan Puskesmas Windusari yang menggandeng Poltekkes Kemenkes Semarang (Polkesmar) dengan mengadakan pelatihan kepada para ibu dari 20 desa untuk membentuk UMKM. Para ibu dilatih membuat makanan dari bahan lokal.
Kegiatan dihadiri oleh Camat Windusari Drs. Titok Lestianto, M.M., Pembimbing dari Polkesmar Dr. Kun Aristiati Susiloretni, SKM, M.Kes dan Tim. Kemudian Kepala Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) Rudy Agustioro Nugroho, SKM, M.M., Staf Dispermades, PKK Kabupaten Magelang diwakili Ny. Esti Ari.
Baca juga:
Polres Magelang Gencarkan Vaksin Booster
|
Tak ketinggalan hadir Kepala Puskesmas Windusari drg. Rury Suryani, Koordinator Pendamping Desa, Tim Pangan dan Gizi dari 4 Puskesmas, PPL Kecamatan Windusari, dan Tim Penggerak PKK Kecamatan Windusari,
Dalam sambutannya Camat Windusari mengatakan Stunting biasanya diawali dari kondisi ibu hamil (bumil) yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK). Yaitu keadaan di mana ibu mengalami malnutrisi yang disebabkan kekurangan satu atau lebih zat gizi makanan yang berlangsung menahun (kronik). Hal itu mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut.
“Untuk itu, penting bagi para ibu hamil mengonsumsi makanan bergizi dengan nutrisi lengkap. Ingat, makanan bergizi tidak identik dengan makanan mahal. Karena di lingkungan kita, banyak bahan makanan terutama sayuran yang murah namun penuh gizi, ” terang Titok.
Sementara Kepala Puskesmas Windusari drg. Rury mengurangi Stunting dapat dengan memberdayakan masyarakat. Seperti menghadirkan perwakilan dari 20 desa tersebut untuk dilatih membuat aneka makanan dari bahan lokal untuk dikonsumsi anak-anak stunting dan bumil KEK.
“Ini menjadi salah satu upaya mengurangi angka stunting dan bumil KEK, ” ujar drg. Rury
UMKM Windusari yang dibentuk, lanjut Rury, akan diberi bekal modal alat-alat dan modal uang untuk memproduksi makanan dari bahan lokal. Yang mana makanan tersebut untuk dikonsumsi oleh anak-anak stunting dan Bumil KEK yang akan dibeli oleh desa menggunakan dana APBDes (dana PMT - stunting).
“Harapan dari kegiatan ini antara lain menurunkan Angka Stunting dan Bumil KEK, meningkatkan Kerjasama Lintas Sektor dalam upaya menurunkan Angka Stunting, dan memberikan manfaat peningkatan ekonomi bagi masyarakat, utamanya para Kader UMKM yang dibentuk, ” ucap drg. Rury Suryani.
Usai acara pembukaan, dilanjutkan kegiatan pelatihan membuat makanan dari bahan lokal bagi para peserta dari perwakilan 20 desa. Pelatihan ini dipandu oleh Pembimbing dari Polkesmar Dr. Kun Aristiati Susiloretni, SKM, M.Kes.
Sebelum memulai pelatihan, Dr. Kun Aristiati mengatakan kegiatan ini sejalan dengan visi memanfaatkan potensi ‘kearifan lokal’ dari Polkesmar dengan mengembangkan PMT berbahan dasar bahan lokal dan memberdayakan masyarakat. Dukungan penuh dan komitmen dari Camat Windusari dan Kepala Puskesmas menjadi kunci utama keberhasilan.
“Alhamdulillah Dinas Kesehatan juga akan menindaklanjuti untuk melatih keamanan pangan bagi dua ibu kader. Kami juga berharap, kalau kegiatan ini berhasil bisa dikembangkan di daerah lain. Semoga harapan untuk mengatasi stunting dengan potensi lokal dapat terwujud dan akan tercipta generasi yang lebih sehat, ” ucap Pembimbing dari Polkesmar ini. (*)
Editor : Agung Libas