MAGELANG - Kreasi Anak Karawitan Wahyu Manunggal Magelang berupaya memperkenalkan seni musik tradisional jawa tengah di usia dini, Gamelan Jawa memiliki titilaras (sistem nada) slendro dan pelog. Slendro merupakan sistem 5 nada dan pelog sistem 7 nada. Sabtu (7/5/2022)
Karawitan Wahyu Manunggal bekerjasama dengan Pendhapa Sanggar Manunggal yang diikuti oleh generasi muda milenial ini sangat antusias untuk mengenal musik tradisional dibawah bimbingan atau penggerak seni budaya Musib Mulyono Penandaan nada pada gamelan Jawa ditandai dengan angka pada bahasa jawa, yakni: 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.
Adapun urutannya sebagai berikut: Penunggal dengan angka siji disingkat ji dengan simbol 1 Gulu dengan angka loro disingkat ro dengan simbol 2 Dada dengan angka telu disingkat lu dengan simbol 3 Pelog dengan angka papat disingkat pat dengan simbol 4 Lima dengan angka lima dingkat ma dengan simbol 5 Nem dengan angka enem disingkat nem dengan simbol 6 Barang dengan angka pitu singkat pi dengan simbol 7
Musib Mulyono menyampaikan Laras slendro secara umum memiliki jangkah, nada yang sama, sedangkan laras pelog memiliki jangkah nada lebar dan pendek." paparnya
Laras adalah rangkaian nada-nada imaginer yang terdapat dalam angan pelaras.Nada-nada tersebut selanjutnya diolah sedemikian rupa untuk kemudian dituangkan pada racikan gamelan.
"Menurutnya Pelarasan gamelan memiliki kebebasan untuk menentukan larasnya sesuai dengan selera, insting, dan keperluan gamelan tersebut."terang Musib Mulyono
Hal ini perlu dijaga dan dilestarikan karena berdasarkan fungsinya larasan gamelan untuk keperluan wayang, klenengan gaya Solo, klenengan gaya Semarangan, klenengan gaya Yogyakarta, Banyumas klenengan serta untuk keperluan tari bedhaya dan srimpi untuk mencapai tingkat estetik yang ideal memerlukan larasan yang berbeda-beda.
Editor : Agung Libas